Halaman

Kelakuan anak santri vs anak jaman now

السلام عليكم ورحمة الله وبركاته
Kali ini saya akan bembagikan kisah nyata anak santri vs anak jaman now, yang membuat orang geleng-geleng kepala, 
Apa lagi kalau kita lihat kelakuan anak jaman now pasti yang melihatnya tepuk jidad atau ngelus dada atauu..... nahan nafas dalam-dalam di karnakan melihat kelakuan anak-anak ini di luar kemampuan orang dewasa,
Boleh percaya boleh gak tapi kenyataannya memang seperti itu, kita lihat saja di media sosial yang sudah rame membicarakan kelakuan anak jaman now. 
Tapi saya di sini tidak akan menceritakan tentang kelakuan anak jaman now karna semua orang sudah tau kelakuan anak jaman now tanpa harus di ceritakan😆😆😆
Tapi saya akan berbagi kisah tentang anak santri yang hidup di pesantren yang mungkin banyak orang yang tidak tau tentang kegiatan anak santri di pondok atau di pesantren
Kali ini saya akan mengopasnya satu persatu kegiatan anak santri dari bergai sumber atau yang pernah saya alamani sendiri
kalau saya bukan anak santri cuma kebetulan saja rumah saya deket dengan pesantren 😆😆😊

1. Para santri ngetel (masak) sendiri
Masak sendiri merupakan salah satu hal yang mendewasakan dalam dunia pesantren. Tempo dulu, ketika belum ada kompor, santri masak memakai kayu bakar. Ketika musim hujan tiba, tak jarang banyak hanger atau sandal jepit yang hilang. Ke mana hilangnya, ya, jelas ke tungku untuk memasak. Namun, sekarang jarang santri yang masak sendiri, seiring dengan perkembangan jaman. Jika mencari santri memasak di dapur, silakan cari pondok yang masih salaf.

2. Makan se-lengser bersama
Inilah yang membuat apapun makanannya akan enak terasa. Santri yang memasak, ketika sudah siap saji, makanan ditiriskan di lengser atau daun pisang. Kemudian dimakan secara bersama-sama oleh 5 - 10 orang. Meski nasi dan sayur masih panas, para santri tak peduli untuk melahapnya. Soal tangan gosong atau lidah terbakar, itu soal nanti. Masalahnya, kalau tidak berani ambil resiko itu, dijamin tidak kenyang karena kalah dengan yang lain.


3. Antri mandi
Pesantren yang jumlah santrinya ribuan, ketika pagi dan sore hari akan ada pemandangan menarik di kamar mandi atau kali (sungai). Satu kamar mandi, bisa antre tiga orang. Jika tak sabar, yang ngantri akan menggedor-gedor pintu. Bisa dibayangkan bagaimana rasanya buang hajat dengan pintu digedor-gedor. Berbeda dengan kamar mandi, kalau mandi di sungai antrinya petelesan celana untuk santri putra. Sungguh menggelikan.

4. Terserang penyakit kulit
Penyakit kulit atau kudis, akrab bagi santri baru. Hal ini seakan menjadi "ujian" pertama bagi santri; apakah nantinya ia akan betah tinggal di pesantren atau tidak. Saking parahnya, santri yang terkena penyakit ini kadang sampai tak bisa duduk atau sulit jalan. Mau dibawa ke rumah sakit, dokter, tak jua sembuh-sembuh. Hanya waktu yang bisa menyembuhkannya, hingga badan kebal dan penyakit merasa bosan sendiri.Namun, itu dulu. Pesantren sekarang sudah banyak memiliki air bersih dan sanitasi yang memadahi.

5. Tidur di lantai berbantal pakaian kotor
Dulu tak ada ceritanya santri tidur di kasur. Tidurnya cukup merebahkan badan di lantai kamar, depan kamar atau serambi masjid. Untuk bantal, pakaian kotor dikumpulkan lalu dibungkus dengan sarung. Hal itu sudah lebih dari cukup menghilangkan kantuk karena kesibukan ngaji pagi, siang sampai malam.

6. Berebut IN atau jajanan
Sudah menjadi tradisi, ketika ada santri baru atau menerima wesel atau sehabis pulang selalu membawa aneka jajanan. Ketika si santri datang diantar orang-tua, seluruh anggota kamar akan bersikap dewasa dan melayani tamu dengan penuh penghormatan, seperti anjuran baginda nabi.

Namun sejurus kemudian, ketika para tamu orang tua atau wali santri itu pulang, akan segera terjadi kegaduhan: berebut jajanan. Ini suatu tradisi yang lazim terjadi di pesantren-pesantren salaf, meski latar belakang santri adalah seorang yang mampu. Berebut I.N. atau jajanan ini menjadi suatu hal yang menarik dan menyenangkan.

7. Dikejar setoran
Setoran disini bukanlah setoran yang lazim terjadi antara sopir angkot dengan juragannya, namun setoran hafalan nadzaman dan syair-syair kitab. Biasanya, seminggu sekali para santri setoran hafalan tersebut kepada sang ustadz. Jika tidak memenuhi target, si santri akan dita'zir dan lebih ekstrem lagi tak bisa naik kelas.

8. Mayoran
Istilah mayoran dewasa ini jarang terdengar. Ini adalah manifestasi kekompakan atau rasa syukur santri setelah mengkhatamkan kitab. Biasanya, ada pengurus kelas yang menariki iuran lalu dibelikan daging. Daging, merupakan barang mewah bagi santri yang dengan kultur pesantren salaf rata-rata menyuruh untuk hidup senderhana, riyadlah dan tirakat. Namun, sepertinya tradisi mayoran ini sekarang lekang oleh waktu karena makanan mewah sudah ada dimana-mana.


9. Ta'zir (hukuman)
Pesantren dimanapun memiliki peraturan. Jika ada santri yang melanggar, ia akan dihukum sesuai bobot pelanggarannya. Ada yang diceburkan ke kolam atau sunga, dicukur gundul atau dipajang di depan pesantren dengan mengalungkan papan bertuliskan kesalahannya. Ketika terjadi ta'ziran ini, biasanya semua santri menonton dan menyoraki. Ini pelajaran sekaligus tes mental dan melatih tanggung jawab.

10. Berebut mencium tangan kiai
Pesantren salaf mengajarkan santri untuk memuliakan ilmu dan ahlinya. Salah satu bentuk memuliakan tersebut adalah bersalaman dan mencium tangan kiai. Ini terjadi di semua pesantren-pesantren salaf, kecuali pesantren modern. Selain itu, bersalaman dan mencium tangan kiai adalah sebuah upaya ngalap berkah agar mendapat ridla dari sang kiai.

11. Tirakat
Terakhir dalam tulisan ini, adalah tirakat. Para santri biasanya meminta ijazah kepada kiai akan amalan-amalan tertentu seperti: ngrowot (tidak makan nasi), puasa, shalat jamaah, manaqib, mujahadah, dalalil dll. Amalan tersebut merupakan metode salafiyyah yang menjadi perekat masuknya ilmu ke hati. Jadi, jangan heran kalau ada santri yang makannya nasi aking (oyek, thiwul) karena itu ia sedang menjalankan misi spiritual. Bahkan, di pesantren tertentu, banyak santri yang mengamalkan ilmu kanuragan sehingga tak mempan bacok.

Demikianlah 11 fakta menarik tentang santri di pesantren yang dapat saya rangkum. Semoga, ke depan para santri terus dapat berkiprah membangun masyarakat, negara dan bangsa dalam domain agama Islam yang rahmatan lil alamin. Selamat Hari Santri Nasional!. Kiriman dari Ahmad Naufa, Santri PP An-Nawawi Berjan Purworejo

Sumber : NU Online

Khutbah jum'at menyambut datangnya bulan ramadhan

اَلسَّلَامُ عَلَيْكُم وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرْكَاتُه






Kumpulan ucapan selamat datang bulan ramadhan teks arab dan latin

Bulan ramadhan merupakan puasa yang dilaksanakan pada bulan Ramadhan. Puasa bulan Ramadhan dapat menghapus kesalahan atau terampuni dosa yang telah diperbuat selama ini. Namun harus dengan iman dan mengharapkan pahala dari Allah SWT. Puasa pada bulan Ramadhan merupakan pelaksanaan dari rukun Islam yang keempat. 

Puasa pada bulan Ramadhan merupakan puasa yang wajib dilaksanakan, sehingga jika dengan sengaja tidak melaksanakan puasa pada bulan Ramadhan maka seseorang tersebut akan berdosa sesuai dengan Firman Allah dalam Qur'an Surah Al-Baqarah 2:183 yaitu Hai orang-orang yang beriman diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelium kamu, agar kamu bertaqwa.

Puasa Ramadhan merupakan rutinitas yang ibadah yang tidak bisa ditinggalkan dalam setiap tahunnya karena hukumnya yang wajib. Puasa Ramadahan ialah puasa yang dilaksanakan dari mulai fajar hingga terbenam matahari. Di bulan Ramadhan inilah seluruh umat Islam diwajibkan berpuasa jika tidak mampu maka diharuskan untuk mengganti puasa tersebut pada hari-hari yang lain.
Kali ini saya akan membagikan ucapan selamat datang bulan ramadhan dengan teks arab dan indonesia


مرحبا يا زاهر الآن فی المجالي بالزيادة للأخلا قرة أعيان أنت يا شهر الإفاد
Artinya- Selamat datang wahai yg tiba dengan cahaya dalam kejelasan bertambahnya anugerah, Bagi para kekasih Allah engkau adalah kesayangan mereka wahai bulan yg penuh dg keberuntungan,

مرحبا من غير حسبان حيث لا نحصي عدادة کل مسجد فيك قد زان ربه بالنور زاده
Artinya- Selamat datang kuucapkan tanpa terhitung, hingga tak terhingga banyaknya, Segenap masjid terindahkan dengan kedatanganmu, Tuhan segenap masjid menambahkan cahaya pada masjid-masjid dengan kedatanganmu,

ما أضاء بالنور رمضان وانجلی رين البلادة
Artińya- Seterang benderangnya cahaya Ramadhan, maka sirnalah kesempitan hati orang orang yang dalam kebodohan

Marhaban ya ramadhan
Selamat datang bulan suci
Namamu senantiasa di hati
Kedatanganmu selalu dinanti
Fadhilah dan ganjaranmu ramai dicari
Ibadahmu diberkati
Dan kepergianmu pun ditangisi
Selamat menggapai ridha Illahi


 Dan Ketika bulan Ramadhan datang, Rasulullah s.a.w. mengucapkan selamat kepada para sahabat dengan ungkapan:

“أَتَاكُمْ رَمَضَانُ سَيِّدُ الشُّهُوْرِ فَمَرْحَبًا بِهِ وَأَهْلاً، جَاءَ شَهْرُ الصِّيَامِ بِالْبَرَكَاتِ فَأَكْرِمْ بِهِ مِنْ زَائِرِ هُوَاتٍ.” (حديث رواية الطبراني)

“Telah datang kepada kalian bulan Ramadhan, pemimpin segala bulan, maka selamat datang kepadanya. Telah datang bulan puasa dengan membawa beragam keberkahan, maka alangkah mulianya tamu yang datang itu”
  1. Seiring terbenam mentari diakhir Sya'ban
    Tibalah kini bulan Ramadhan
    Pesan ini sebagai ganti jabat tangan
    Tuk memohonkan maaf dari kekhilafan
    Marhaban yaa Ramadhan


Bicara Mu hari ini adalah Ibadah
Tidur mu hari ini adalah Ibadah
Semua kegiatan kita akan bernilai Ibadah jika diawali doa
Semoga kita bisa memperbaiki kehidupan
Dengan memulainya di bulan bahagia
Selamat Menjalankan Ibdah Puasa
Mohon Maaf Lahir dan Batin


 Senja berdzikir,
Saat fajar bertasbih dan daun berguguran memuji keagungan-Mu.
Semua menyambut datangnya Puasa Ramadhan.
Penuh dengan kebahagiaan.
Selamat datang Ramadhan, Selamat Menjalankan ibadah puasa.
Mohon Maaf Lahir dan Batin

Copyright @ 2013 zeinblogger.